kilastangerang.com, JAKARTA – Banyak yang berasumsi bahwa wisata halal adalah wisata yang selalu bersangkut paut dengan ajaran ataupun simbol Islam.
Wisata yang halal juga bukan bentuk islamisasi pariwisata. KH Ma’ruf Amin menyebutkan pandangannya mengenai program ini saat masih menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Menurut KH Ma’ruf Amin, pariwisata halal adalah wisata yang menyediakan pangan dan hotel dengan standar halal, hingga ketersediaan tempat ibadah.
Lebih lanjut, ia menjelaskan konsep wisata ini tidak berarti membuat seluruh objek atau alam wisatanya berubah. Melainkan, menyediakan kebutuhan wisatawan muslim dalam hal-hal terkait ajaran yang harus dipatuhi dalam agamanya.
Mengingat, mayoritas penduduk Indonesia merupakan pemeluk agama Islam, ditambah banyaknya wisatawan luar negeri, seperti Malaysia, yang juga sebagian besarnya beragama Islam. Hal ini dilakukan agar tercipta kenyamanan berwisata bagi para wisatawan muslim yang datang.
Daftar Isi
Prinsip Wisata Halal

Pariwisata halal atau juga dikenal dengan nama lain wisata muslim atau halal tour. Dalam menjalani pariwisata ini, halal tour berpegang pada empat prinsip.
-
Menjauhkan tamu dari perbuatan syirik terhadap Allah SWT

Dalam Islam, ajaran akidah atau tauhid sangat penting. Hal ini terkait dengan tidak sahnya keislaman seseorang.
Dalam prakteknya, setiap muslim wajib menjaga agama tauhidnya agar tidak melakukan perbuatan yang dapat digolongkan sebagai perbuatan menyekutukan Allah SWT.
Contoh perbuatan menyekutukan Allah SWT saat sedang berpariwisata adalah menyentuh sebuah patung kemudian berdoa mengharap keberuntungan.
-
Memberi fasilitas dan waktu kepada wisatawan untuk beribadah

Prinsip kedua yang harus dipegang tempat wisata muslim adalah perlunya memberi waktu dan fasilitas wisatawan muslim untuk beribadah.
Dengan mengupayakan sholat berjama’ah di Masjid atau Musholla yang ada. Apabila tempat ibadah tidak ada, maka sholat berjamaah bisa dilakukan di tempat lain yang layak untuk digunakan sebagai tempat sholat.
-
Menyediakan makanan dengan standar halal

Prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam tempat wisata dengan konsep halal adalah pengadaan makanan halal. Pada prinsip ini, makanan halal yang dimaksud adalah:
- Makanan pada restoran yang memiliki sertifikat halal, atau
- Makanan yang tersedia di restoran dengan pemilik muslim, yang tidak menyediakan babi atau alkohol, atau
- Muslim Friendly Food atau makanan ramah muslim seperti makanan laut, yang tentunya dimasak tanpa menggunakan minyak babi maupun alkohol.
-
Menjauhkan tamu dari perbuatan maksiat

Penting bagi pengelola pariwisata muslim untuk menjauhkan wisatawan dari perbuatan maksiat, seperti judi atau prostitusi.
Pada wisata biasanya, pihak penyedia wisata kerap memberikan informasi mengenai perjudian di sekitar ataupun tempat prostitusi.
Oleh karena itu, penyedia tur yang memegang konsep halal tidak diperkenankan untuk memberikan informasi terkait hal-hal tersebut.
Manfaat Wisata Halal

Konsep dan prinsip yang menjadi pedoman halal tour, wisata ini memberikan manfaat tidak hanya bagi pengunjung tapi juga untuk pelaku usaha pariwisata itu sendiri.
Lokasi wisata ini dapat membuka pasar baru pada bidang pariwisata. Selain itu, dengan adanya wisata dengan jaminan halal, wisatawan muslim mendapat pilihan yang lebih banyak.
Halal tour memberi kenyamanan bagi wisatawan muslim yang datang, tentu jika wisatawan nyaman, penyedia wisata juga akan merasa senang.
Wisata Halal di Indonesia

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa objek atau tempat pariwisata yang telah diakui sebagai wisata muslim yang baik.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Sandiaga Uno, Indonesia memiliki beberapa pariwisata halal unggulan di antaranya Lombok, Aceh, Riau dan Kepulauan Riau.
-
Wisata Halal Lombok

Penilaian Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) yang meliputi faktor aksesibilitas, komunikasi, lingkungan, dan layanan, Lombok menempati posisi nomor satu dengan raihan poin 70.
Pencapaian Lombok dalam menempati posisi teratas penilaian IMTI tidak dapat diherankan. Sebab, mayoritas penduduk di sana adalah pemeluk agama Islam.
Bahkan, Lombok memiliki julukan Negeri Seribu Masjid. Lombok juga menawarkan keindahan pemandangan yang memukau serta gunung dan pantai yang bisa dijadikan tempat wisata apik.
-
Aceh

Pada penilaian IMTI, Aceh menduduki posisi nomor 2 dengan capaian skor 66 poin. Selain itu, pada 2016 Aceh pernah menerima penghargaan World’s Best Airport for Halal Culutural Destination dari World Halal Tourism Award.
Aceh memiliki sejumlah destinasi pariwisata halal, seperti Pulau We, Masjid Raya Baiturrahman, Danau Laut Tawar, dan Museum Tsunami.
-
Kepulauan Riau

Pada Agustus 2021 lalu, Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebutkan, Kepulauan Riau (Kepri) memiliki potensi besar untuk menjadi jadi salah satu program pariwisata ini.
Kepulauan Riau mempunyai fasilitas-fasilitas yang telah memenuhi syarat halal tour. Kepulauan ini juga memiliki destinasi wisata yang berbasim moslem friendly tourism, seperti Masjid Sultan Kepulauan Riau, yang terletak di Pulau Penyengat.
Kesimpulan
Wisata halal adalah parwisata yang dijalankan dengan standar halal, akan tetapi konsep ini bukan berarti mengubah objek ataupun alam pada tempat parwisata.
Tujuan diberlakukan pariwisata dengan konsep halal adalah terwujudnya kenyamanan para pelancong yang beragama muslim agar bisa tetap menjalankan perintah Allah SWT meski sedang berlibur.