kilastangerang.com, GAZA – Tak hanya menyebabkan kerugian material, penjajahan Israel juga berdampak pada psikologis warga Palestina, khususnya anak-anak dan para remaja. Dilaporkan, 2 dari 3 remaja di Gaza menderita Post-traumatic Stress Disorder (PTSD), dan banyak anak kecil tidak bisa tidur karena mimpi buruk.
PTSD, i merupakan gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang mengerikan. Hal ini membuat penderitanya sering merasa cemas, gelisah, dan mengalami mimpi buruk. Kondisi ini pun dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Maryam, menjadi salah satu remaja yang mengalami PTSD. Ia menceritakan, ketika zionis Israel menyerang Gaza, sahabat baiknya menjadi salah satu korban yang meninggal. Hingga kini, ia masih terus memikirkan sahabatnya tersebut.
“Saya tidak bisa mengendalikan diri dan saya mengalami semacam gangguan saraf selama berhari-hari dan saya menangis sepanjang waktu. Sulit kehilangan seseorang yang dekat dengan hatimu,” ujar Maryam.
Maryam juga menceritakan bahwa ia kerap sulit mengendalikan diri ketika melihat foto dan mengingat sahabatnya meninggal. Berbagai cara agar ia lakukan demi memulihkan kondisinya.
“Bahkan menara tempat pusat pendidikan dihancurkan. Di situlah kami biasa pergi untuk kursus dan pelatihan kami. Pemboman itu mungkin berhenti. Tetapi meninggalkan luka psikologis yang dalam di dalam diri masyarakat Gaza,” pungkas Maryam.[]