Kilastangerang.com, PASAMAN BARAT – Pemandangan rumah sepanjang jalan di Jorong Timbo Abu, Kecamatan Talamau, Nagari Kajai, Pasaman Barat, nyaris serupa. Sejumlah bangunan rusak dan sebagian besar warga mendirikan tenda di halaman rumah.
Safri, salah seorang warga, mengaku masih takut jika ada gempa susulan. Di halaman rumah panggungnya, Safri memasang terpal sebagai tenda dan membawa kompor untuk masak. “Belum ke mana-mana. Mau ke sawah juga masih takut,” cerita Safri yang sedang memasak di teras rumah, Ahad (27/2/2022).
Selain dihuni oleh keluarga dekat, rumah panggung milik Safri juga menjadi tempat mengungsi bagi warga sekitar. Safri memperkirakan, ada sekitar 40 atau 50 orang yang menghuni rumahnya.
Selain Safri, Darsuni juga mendirikan tenda di depan rumah. Ia kerap bersedih ketika memikirkan nasib karena rumah miliknya rusak berat.
“Rumah hancur semua, di mana sekarang saya mau tidur dan makan? Kerja saya hanya petani, suami tukang sol sepatu yang penghasilannya hanya Rp30 ribu, cuma bisa untuk makan. Kapan kami bisa tinggal di rumah lagi?” kata ibu rumah tangga itu.
Ia juga masih khawatir sehingga kerap gantian berjaga dengan warga lain ketika malam. Darsuni mengaku sudah tiga malam terjaga karena takut gempa datang.
Umar, juga salah seorang warga Jorong Timbo Abu, menuturkan, warga masih enggan meninggalkan rumah walaupun takut gempa susulan. Menurut Umar, rumah jadi satu-satunya harta dan dekat dengan sawah garapan warga.
Umar menjelaskan, setelah petugas nagari mendata mandiri, ada 181 rusak berat dan 101 rusak ringan di Jorong Timbo.
Umar berharap, di tengah ujian yang mereka hadapi, besar harapan warga Jorong Timbo Abu untuk menjalani kehidupan seperti sediakala. “Mudah-mudahan dengan adanya dukungan dari masyarakat, kami bisa bangkit dari bencana ini,” harapnya.
Salurkan kedermawanan Anda melalui: