Kilastangerang.com, SURIAH – Jutaan warga Suriah mengalami kelaparan akibat ketahanan pangan yang semakin memburuk. Berdasarkan data World Food Programme, sebanyak 12,4 juta orang di Suriah sedang berjuang untuk mendapatkan cukup makanan untuk dimakan.
Rusaknya ekonomi dan inflasi yang melonjak di seluruh negeri diakibatkan perang Suriah yang telah berlangsung hampir 10 tahun. Harga berbagai makanan pokok pun naik hingga 236 persen.
Para orang tua di Suriah pun memutuskan untuk makan dengan porsi sedikit, sehingga mereka dapat memberi makan anak-anaknya. Untuk mereka yang telah kehabisan uang, mereka terpaksa berutang dan menjual aset yang mereka miliki untuk mendapatkan penghasilan. Selain itu, hampir 50% dari populasi Suriah melaporkan telah kehilangan satu atau lebih sumber pendapatan karena kemerosotan ekonomi dan pandemi Covid-19.
Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun Global Humanity Response Aksi Cepat Tanggap, hampir setengah dari keluarga di Suriah, termasuk para pengungsi, melaporkan konsumsi makanan yang buruk atau di bawah ambang batas aman selama Februari 2021
“Bahkan harga khobz (roti khas Suriah berbahan dasar tepung) menjadi cukup mahal dan menyulitkan mereka, padahal makanan itu sangat sederhana dan merupakan makanan pokok yang biasa mereka makan setiap harinya,” ujar Amir Firdausi dari tim Global Humanity Response, Rabu (5/5/2021).
Amir pun mengajak masyarakat luas untuk terus membantu korban konflik kemanusiaan di Suriah. “Segala bantuan akan sangat membantu mereka. Terutama di Ramadan ini, sangat penting bagi kita untuk membawa kebahagiaan untuk para saudara-saudara kita di sana,” tuturnya.[Sumber: News.act.id]