Kilastangerang.com – Setahun lebih pandemi Covid-19 berlangsung dengan berbagai bentuk pembatasan, seperti pembatasan dalam aktivitas-aktivitas sosial, pembatasan transportasi umum, pembatasan mudik, pembatasan mobilitas antarwilayah, pembatasan pendapatan akibat ekonomi yang terpuruk selama pandemi, hingga pembatasan ibadah di ruang publik.
Memasuki momen ibadah kurban, meski pembatasan-pembatasan selama pandemi turut menjadi sekat dalam memaksimalkan ibadah, namun ibadah kurban tetap dapat dilakukan secara maksimal. Terlebih banyak masyarakat prasejahtera yang sangat membutuhkan pangan di masa pandemi ini.
Berdasarkan survei yang dilakukan pakar konsumsi dan keluarga dari Institut Pertanian Bogor Profesor Euis Sunarti, 77,5 persen responden memilih menghemat pengeluaran konsumsi keluarga selama pandemi Covid-19, sementara 59,7 persennya memilih membeli bahan makanan dengan harga yang lebih murah. Bahkan, pada bulan kedua survei, jumlah keluarga yang membeli bahan makanan dengan harga lebih murah meningkat menjadi 69 persen. Data tersebut menunjukkan, pandemi Covid-19 mengancam kesejahteraan keluarga dilihat dari indikator terkecil, yakni pangan.
Sementara itu, Organisasi Pangan dan Pertanian menyebutkan, 132 juta jiwa penduduk dunia terancam kelaparan akibat resesi ekonomi selama pandemi Covid-19.
Dalam menyambut ibadah kurban yang akan hadir dalam hitungan bulan, Global Qurban-ACT turut mengajak umat muslim dalam memaksimalkan ibadah kurban melalui semangat Berqurban Tanpa Batas. Presiden ACT Ibnu Khajar menjelaskan, Berqurban Tanpa Batas berarti memaksimalkan ibadah kurban tidak terbatas apa pun, baik segi jumlah, kebaikan, manfaat, dan keberkahannya melewati angka-angka, sosial masyarakat, dan batas-batas negara. Meski waktu berkurban dilakukan saat Iduladha dan hari-hari tasyrik, tetapi kebaikan dan keberkahannnya menyertai para penyedia hewan kurban, pekurban, dan penerima manfaat kurban.
“Kini, berkurban bisa dilakukan dari mana saja. Perkembangan teknologi memudahkan setiap orang untuk berkurban. Global Qurban-ACT pun membuat sistem yang semakin memudahkan masyarakat meluaskan manfaat hingga memungkinkan siapa pun bisa berkurban dan menjadi penjual kurban. Lalu, sistem distribusi kurban menembus batasan negara,” kata Ibnu, Senin (31/5/2021).
Berqurban Tanpa Batas dalam hal pendistribusian hewan kurban tak terbatas garis negara. Artinya distribusi hewan kurban akan menerobos blokade Gaza, menerobos kekeringan di Afrika, menerobos kemiskinan di Yaman, menjangkau tepi negeri, pelosok, dan warga prasejahtera yang minim akses.
“Sebagai fungsi sosial, kurban dapat dinikmati oleh masyarakat luas yang prasejahtera, yang belum pernah merasakan daging kurban, yang kesulitan akibat bencana alam, serangan kemanusiaan, dan masyarakat yang kelaparan. Berqurban Tanpa Batas siap membuat mereka tersenyum,” lanjut Ibnu. ia pun berharap, pandemi Covid-19 seharusnya tak menghalangi dan membatasi ibadah kurban umat muslim, sebab masyarakat tetap bisa berkurban tanpa harus keluar rumah.[Sumber: News.act.id]